Manusia Berbudaya tidak Elitis dan Ekslusif

Muh Ali Sarbini 
Karena Gresik berorientasi EKONOMI, SOSIAL, BIROKRASI, dan TEKNOLOGI...maka jangan berharap mental sadar kebudayaan lokal terutama ulama tradisional menjaga keselarasan, dan indikasi tersebut sudah nampak 
1. lenyapnya situs sejarah
2. tidak memahaminya alur sejarah 
3. kurang kesadaran budaya
4. membunuh karakter sejarah

Teknologi tanpa diimbangi dengan kesadaran akan budaya lokal, maka perkembangan teknologi akan mengikis habis,
ekonomi tanpa diimbangi dengan sosiologi peradaban lokal, juga akan memperlambat perkembangan laju perekenomian, birokrasi yang tidak sadar kebudayaan, maka yang terjadi terbukanya peluang-peluang korupsi proyek kebudayaan, saya kira empat pandang tersebut menurut saya masih kurang solid.

Budaya masyarakat juga sangat mendukung, Kong Fu Tse, mengatakan hal itu juga atas dasar perubahan budaya masyarakat, saat Revolusi Perancis yang sangat memberikan pengaruh besar terhadap perubahan sistem industri juga berangkat dari pergeseran budaya pada masa itu.

Bagaimana para caleg memprioritas kebudayaan dalam pertarungan politik, dan kebudayaan yang bagaimana yang hendak diperjuangkan, kebudayaan masyarakat urban atau kebudayaan masyarakat lokal atau kebudayaan hasil dari asimilasi keduanya? salam


Roy Agus 
mantap pak ali.... berarti lumayan berat juga mempersatukan urban cultur & local cultur ya pak.... namun masyarakat sekarang sedikit banyak terlena akan pesatnya tecnologi.... tanpa d imbangi dengan pengertian akan sebuah sistem dari budaya yang berkembang, tak menutup kemungkinana kedua budaya tersebut bisa d satukan dalam bentuk budaya baru yang lebih familier.....


Muh Ali Sarbini 
jika penyatuan kedua aspek kebudayaan tersebut secara alamiah tidak menutup kemungkinan itu terjadi, akan tetapi jika kedua kebudayaan itu dipaksakan maka yang terjadi adalah pemaksaan budaya, diakui atau tidak bahwa sistem negara kita adalah hasil penyatuan sistem yang terpaksa


Afandi Kusuma 
:suip:

Ahmad Zaini Alawi 
@Muh Ali Sarbini : hehehe.. Terima kasih atas tanggapannya mas Ali, saya belum lengkap atas semua keterangan saya, saya masih menjabarkan beberapa sub-item atas 4 item besar diatas, setiap item ada sub itemnya Mas, kebudayaan pasti masuk didaalamnya , tidak mungkin kemartabatan, dan kemandirian serta kesalehan lepas dari unsur kebudayaan. Sabar ya.. Hehehe..

Saya adalah pegiat kebudayaan waktu aktifis di Malang, tidak mungkin meninggalkan kebudayaan sebagai sektor pendukung, kenapa? Endingnya nanti dari 4 item tsb adalah dijiwai oleh KEBUDAYAAN, kebudayaan yang menghidupkan semua sektor diatas, karena kebudayaan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan kebudayaan itu tdk hanya terkait dengan situs historisitas bendawi juga perspektif-normatifitas-kebiasaan dan inklusivitas-universal serta jiwa kemanusiaan. Termasuk kultur industrial yang sedang dalam proses membangun dalam elan vital pembangunan di kabupaten Gresik. Termasuk juga norma yg berlalu, tata-krama & tata-cara nilai kehidupan.

Budaya dan kebudayaan memiliki arti yang sangat luas yang dapat kita tinjau dari berbagai sudut pandang (aspek) yg dpt mengarahkan kita pada pengertian yang tepat. Saking luasnya lingkup kebudayaan, Prof Koentjaraningrat mengatakan bahwa "untuk menganalisis konsep kebudayaan itu sangat luas ruang lingkupnya", Bahkan beliau menyarankan agar melakukan dengan 2 dimensi yaitu dimensi wujud dan dimensi dari kebudayaan tersebut.

Dimensi wujud kebudayaan bisa dikenali dengan :
1. Kompleks wujud sebagai gagasan, ide, dan pikiran manusia terhadap sesuatu.
2. Kompleks wujud sebagai aktivitas manusianya.
3. Kompleks wujud sebagai benda-benda ciptaan kreasi dan situs peninggalan warisan. Ketiganya dalam konteks lain berwujud sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaan fisik. Sering juga dulu sekolah kita diajari bahwa budaya itu mengandung beberapa unsur yaitu bahasa, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, pendidikan, agama dan kepercayaan serta kesenian. Begitu kompleknya kebudayaan sehingga sangat mempengaruhi kehidupan. Lebih indah lagi kalau semua unsur itu didasari oleh kesadaran dan kesalihan.

Saya akan membahas kebudayaan secara khusus nanti ketika sampai pada ulasan khusus, yaitu masuk dalam item kesalehan dan setelahnya, karena kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai historis, nilai-nilai humanis, dan nilai religiusitas (sosio-religius) cara pandang dan lain-lain.... Kesadaran terkait dengan kesalehan, dan kesalehan terkait dengan kesadaran termasuk kesadaran berbudaya, salah satu ruang kesalehan yang sangat cepat mempengaruhi adalah kultur... budaya cipta, budaya rasa, dan budaya karsa harus membentuk ruang kesalihan. Gresik yang berbudaya harus diberi ruang pengembangan yg berbasis kesadaran, karena pengembangan kebudayaan yang multi-aspek tersebut tidak mungkin berkembang tanpa kesadaran. Manusia sebagai makhluk berkebudayaan adalah manusia yang berkesadaran.. Sungguh indah jika kebudayaan yang berkembang di Gresik menjadi cermin kualitas kemanusiaan..citra budaya cermin perilaku yg layak dan mengisi dunia makna & nilai logis yg bersahaja untuk memperoleh KEMARTABATAN. Manusia atau masyarakat adalah jiwa kebudayaan. Pengembangan budaya atau kebudayaan perlu juga sikap kesalihan seperti jujur, tanggungjawab, menepati janji, spiritualitas, kepedulian terhadap lingkungannya dan lain-lain. Manusia yang berbudaya tidak akan pernah meninggalkan lingkungannya atau pasti berbuat untuk lingkungannya sendiri. Kesadaran berbudaya pasti memberikan yang terbaik untuk lingkungannya dan masyarakatnya. Manusia berbudaya tidak elitis dan ekslusif bagi rakyat tapi populis dan inklusif terutama disekitar tempat tinggalnya.

Ketika membincang kebudayaan di Gresik, ada rasa cinta dan bangga, pepatah mengatakan bahwa "cintai budayamu layaknya engkau mencintai ibumu". "Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri". Tentunya harus melibatkan secara langsung aktifis kebudayaan dan menghidupkan warisan historisitas kebudayaan.

Terima kasih masukannya... Kita butuh masukan dari orang-orang yang tidak hanya pelaku kebudayaan tapi juga memiliki kesadaran kebudayaan...

Ahmad Zaini Alawi 
@Roy Agus : Unsur apapun yang diciptakan oleh manusia bisa disatukan dengan sebuah nilai, yaitu nilai "kegunaan" (utilitas) yg bersifat pragmatis dan nilai kemanusiaan. Sesuatu tanpa sebuah nilai bukan produk kebudayaan. Teknologi membutuhkan brainware yang berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan, tanpa itu teknologi sebagai produk kebudayaan manusia akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri, inilah yang diistilahkan sebagai "bencana kebudayaan" dan "matinya universalitas nilai kebudayaan". Saya sebutkan sebelumnya bahwa manusia adalah jiwa kebudayaan..

Muh Ali Sarbini 
@AZA, nah jika merujuk pada komentar jenengan, saya kira empat pilar yang jenengan sebut diatas, perlu ditambah, bagaimanapun juga budaya sangat memberikan dasar perubahan satu keadaan, dan hal yang terpenting yang tidak boleh lupa adalah PENDIDIKAN, ini juga satu point yang mendukung aspek perubahan satu tatanan masyarakat,


Ahmad Zaini Alawi 
@Muh Ali Sarbini  : Terima kasih mas Ali, aspek pendidikan tidak akan ditinggalkan karena pendidikan adalah basis perubahan zaman. Dan kebudayaan akan berkualitas jika didukung oleh kualitas pendidikan dan 15 tahun sudah berkiprah di dunia pendidikan... dan tidak semua aspek menjadi tema besar yang menjadi kunci program. Yang penting adalah "KESADARAN"... Hehehee

Posting Komentar

z Suara Gresik | # - # | Mengembalikan Gresik sebagai kota santri, yang taat beribadah, rajin mengaji, dan pekerja keras, tak akan meninggalkan ajaran agama Islam

Didukung oleh :f Afandi, Blogger, Tenda Suwur, GMP, Mode suwur, OmaSae, #, - # -