Bagus Cahyono
Yang Terlewatkan dari filosofi POHON PISANG
Tak akan mati sebelum berbuah, demikian filosofi Pohon Pisang yang kita pahami.
Hal itu benar adanya. Namun sebenarnya itu hanyalah satu dari begitu banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dari Sang Pisang.
Dia tumbuh dan hidup di atas bumi di manapun manusia bisa tinggal, menunjukkan betapa dia selalu dekat dengan mahluk yang memanfaatkannya. Tak ada bagian tubuhnya yang tak bisa dimanfaatkan manusia.
Buahnya yang manis dan menguatkan. Dari bayi yang baru lahir hingga yang menjelang ajal.
Semangat hidup yang tak kenal menyerah dan hanya akan berakhir bila berbuah. Meskipun tubuhnya ditebang ataupun dibakar. Dia akan bersemi kembali.
Dan yang paling penting dan justru paling sering dilupakan adalah
Pohon Pisang selalu mempersiapkan kader penerusnya, jauh hari sebelum hidup dan manfaatnya berakhir.
Subhanallah, Semoga Allah SWT. memberikan kita hidup yang sedemikian rupa.
Aamiin.
Afandi Kusuma
setelah berbuah sekali
tidak berbuah lagi
lalu mati, memberi kesempatan pada tunasnya untuk tumbuh dan berbuah,
dan menghasilkan tunas lagi
Edy Prianto
Tidak ada yang mubazir ... sampai sebelum berbuahpun ada manfaatnya.
Kilas balik cerita kakek saya sewaktu beliau ikut berjuang zaman penjajahan ... orang-orang yang kelaparan memanfaatkan jantung pisang (bukan ontong, bagian dalam pohon pisang) untuk mengganjal perut dan menghisap lembaran-lembaran kulitnya untuk mendapatkan air.
Bagus Cahyono
Dengan "berguru" pada pohon pisang maka kita akan mengimplementasikan ajaran untuk menjadikan diri bermanfaat bagi bagi manusia lain, dan mengembangkan serta melestarikan budaya menebar manfaat,
Abdul Karim Almaimunah
Ontongnya juga enak kok Pak Edy Prianto untuk sayur/janganan
Nujum Pak Belalang
Tapi pohan pisang lelaki bagai mana yaaaa .....??? Yang gak bisa mangandung / montong.......
Muhammad Samsul
Daunnya utkbungkus nasi krawu, juga bisa untuk payung kala hujan (ingat saat pacaran berteduh di bawah pohon pisang). He he he
Bagus Cahyono
hahaha... mandul kaleeee
Bagus Cahyono
hehehehe... Prosoku dari dulu di Kroman gak ada pohon pisang.. paling pacarane nang Sidokumpul ikiii... hahahaha
Historiyono Kusdaryanto
kita ciptakan tunas-tunas bangsa yang berkwalitas dan berakhlak untuk negara kita ke depan
:iloveu:
BalasHapus