UMK Gresik belum diketok baru sebatas pengajuan di Tingkat Propinsi ... belum ada kepastian. Sebetulnya kenaikan UMR/ UMK/ UMP itu adalah istilah faktanya HARGA KEBUTUHAN POKOK juga terkerek kadang kenaikan diluar hitungan matematika kenaikan itu sendiri. Sungguh tragis malah yang bukan karyawan karena kenaikannya tergantung SANG PEMBERI PEKERJAAN.
Banyak sekali yang ingin mengetahui UMK Gresik, maupun UMK Surabaya, juga kota yang lain. Apakah sudah fix. Dapatkan informasi terbaru di Grup Suara Gresik |
Budy SantosoKenaikan angka penetapan UMK Surabaya yang semula Rp. 2.2 ..... juta menjadi Rp 2.863.000,- yang tadi malam telah ditandatangani oleh Walikota Surabaya sebagai usulan ke Gubernur ( Sudah saya konfirmasi barusan ke kawan2 SBK Surabaya yang salah satu pengurusnyan adalah anggota Dewan Pengupahan Surabya ) ! Ini proses perjuangan kawan2 Buruh Surabaya dalam mendesakkan upah layak bagi buruh adalah merupakan kemenangan juga bagi semua buruh, khususnya di Jatim. Dengan kenaikan tersebut maka Pemerintah Gresik melalui Dewan Pengupahannya wajib merevisi dan menaikkan juga UMK Gresik yang telah ditetapkan sebesar Rp. 2.3....juta MENJADI Rp. 2.863.000,- sebagaimana komitmen bapak Sambari ( Bupati Gresik ) yang menyatakan UMK Gresik akan mengikuti UMK tertinggi Kabupaten pada ring 1 (satu).
Untuk itu kepada semua kawan2 anggota FSPBI-KASBI Gresik agar segera merapat ke kantor Disnaker Gresik SEKARANG JUGA untuk mendesak Dewan Pengupahan gRESIK merevisi/MERUBAH UMK Gresik menjadi Rp. 2.863.000,- ! HIDUP BURUH
Edy PriantoUMK KABUPATEN/ KOTA JAWA TIMUR 2014
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jatim Nomor 78 tahun 2013 yang ditandatangani pada 20 November 2013:
- KOTA SURABAYA 2.200.000,00
- KABUPATEN GRESIK 2.195.000,00
- KABUPATEN SIDOARJO 2.190.000,00
- KABUPATEN PASURUAN 2.190.000,00
- KABUPATEN MOJOKERTO 2.050.000,00
- KABUPATEN MALANG 1.635.000,00
- KUTA MALANG 1.587.000,00
- KOTA BATU 1.580.037,00
- KABUPATEN JOMBANG 1.500.000,00
- KABUPATEN TUBAN 1.370.000,00
- KOTA PASURUAN 1.360.000,00
- KABUPATEN PROBOLINGGO 1.353.750,00
- KABUPATEN JEMBER 1.270.000,00
- KOTA PROBOLINGGO 1.250.000,00
- KOT A MOJOKERPO 1.250.000,00
- KABUPATEN BANYUWANGI 1.240.000,00
- KABUPATEN LAMONGAN 1.220.000,00
- KOTA KEDIRI 1.165.000,00
- KABUPATEN BOJONEGORO 1.140.000,00
- KABUPATEN KEDIRI 1.135.000,00
- KABUPATEN NGANJUK 1.131.000,00
- KABUPATEN SAMPANG 1.120.000,00
- KABUPATEN LUMAJANG 1.120.000,00
- KABUPATEN TULUNGAGUNG 1.107.000,00
- KABUPATEN BONDOWOSO 1.105.000,00
- KABUPATEN BANGKALAN 1.102.000,00
- KABUPATEN PAMEKASAN 1.090.000,00
- KABUPATEN SUMBNEP 1.090.000,00
- KABUPATEN SITUBONDO 1.071.000,00
- KOTA MADIUN 1.066.000,00
- KABUPATEN MADIUN 1.045.000,00
- KABUPATEN NGAWI 1.040.000,00
- KABUPATEN BLITAR 1.000.000,00
- KOTA BLITAR 1.000.000,00
- KABUPATEN PONOROGO 1.000.000,00
- KABUPATBN TRENGGALEK 1.000.000,00
- KABUPATEN PACITAN 1.000.000,00
- KABUPATEN MAGETAN 1.000.000,00
By EDP Rakyatpro Gresik ..
Ahmad Zaini Alawi
@roy agus : Dalam teori ekonomi di sekolah-sekolah dan kampus masih didominasi oleh mainstream ilmu ekonomi positifistik dan kapitalistik. Bangunan teori pun diajarkan sebagaimana buku teks tanpa kritik sehingga menelan mentah-mentah bangunan teori itu, makanya saya sering berpesan pada mahasiswa saya, jangan melahap habis teori-teori ekonomi, harus diimbangi secara kritis dengan wawasan-wawasan lainnya, para pengajar dan guru ekonomi juga harus banyak membaca teori-teori alternatif agar bisa memberikan banyak alternasi teoritis & pemahaman ekonomi. Contoh adalah tujuan perusahaan adalah pencarian keuntungan sebesar-besarnya, ini adalah pengertian yang parsial-materialistik yang sengaja dibangun untuk menciptakan pragmatisme ekonomi publik.
Roy Agus pak zaini: dari proses kegunaan mungkin faktor ekonomi menjadi dasar plaksanaan sebuah.... sebuah kebudayaan dan tecnologi bisa menjadi berkembang pesat bisa dikatakan ekonomi sebuah daerah merata dan solid, d samping itu gendala" ekonomi bisa tratasi, seperti halnya stabil dan terjangkaunya harga kebutuhan sekunder maupun primer.... apakah d daerah kita sudah termasuk klasi fikasi tersebut....? |
Begitu juga soal utilitas atau kegunaan (fungsi) suatu barang, baik place utility, form utility, dan lain-lain selalu berujung pada kegunaan praktis-materialis, jika tidak menguntungkan bukan utilitas. Nah, dari sinilah, bangunan pemahaman praktikal ekonomi menjadi pragmatis, sesuatu yang bernilai utilitas (guna) bermanfaat untuk pemakainya dan bersifat jika pendek, tidak pernah melibatkan faktor-faktor lain diluar keuntungan. Nah dalam kebijakan ekonomi pun saya masih melihat dari sini, jika menguntungkan secara material atau pertumbuhan ekonomi (tanpa melibatkan faktor sosial, budaya dan spiritual) akan dilaksanakan. Semua diukur dengan skema ekono-material.
Kalau pembangunan bersifat physical-oriented pasti bicara target numerik-statistika, target pengembalian scepatnya, hal-hal yang ideal (seperti trnasparansi, partisipasi dan akseptabilitas sosial) tidak pernah dilakukan, jika dilakukan itupun bersifat syarat formal dan prosedural yang tidak substansial. Growth-oriented dan phisycal-development akan mengabaikan prinsip-prinsip non-ekonomi tersebut.
Soal kebutuhan pokok atau 10 tahun terakhir dikenal dengan "sembako" secara nasional mengikuti "market-mechanism" (mekanisme pasar), pasar yg menjadi setter-price (penentu harga), hukum demand-supply menjadi hukum komoditas pasar termasuk sembako, indikator inflasipun akan mudah dicerna cukup melihat fluktuasi harga sembako di pasar. Namun, meskipun itu berurusan dengan kebijakan nasional yang dihandle oleh kementerian terkait, tetap pemerintah daerah memiliki tanggung jawab moral terhadap stabilitas & ketersediaan sembako di pasar. Dinas terkait atau SKPD kalo bisa langsung bupati melakukan tindakan antisipatif dengan berbagai pihak untuk berupaya memantau harga-harga sembako, salah satunya dengan melakukan sidak atau dalam bahasa ekonomi makronya dinamakan "open market operation policy" (kebijakan operasi pasar terbuka). Sebenarnya ini adalah langkah fiskal untuk membantu menjaga stabilitas pangan & akses sembako yang terjangkau oleh masyarakat, tetapi kebiasaan yang terjadi selalu diserahkan secara teknis kepada dinas perdagangan & BPS. Kepala daerah harus sering-sering melakukannya agar psikologi pasar bisa dipengaruhi.... Perlu diketahui mas Roy, bahwa setiap tahun saya melakukan survey kebutuhan kebutuhan hidup layak untuk penentuan Upah minimum kota/kabupaten (UMK) dan hasilnya selalu Gresik lebih "mahal" dari Surabaya, padahal Surabaya adalah sentral-fokus kajian penelitian bagi BPS di Jatim.....
Roy Agus ya itu pak zain.... mengapa kebutuhan bahan pokok d gresik lbh mahal......??? hehehe...... |
@roy agus : salah satu faktor kemahalan harga komoditas adalah masyarakat telah menjadi konsumen murni bukan produsen. Komoditas rakyat hrs diperkuat agar masy produktif. Inilah negative-impact ketika daerah menjadi industry-oriented.... Tentunya juga ada faktor lain yaitu lemahnya intervensi dan penetrasi kebijakan pemerintah terhadap pasar. Dan lain-lain..
Salah satu yang harus diperkuat adalah fungsi dewan, maka kualitas anggota dewan harus ditingkatkan dan memahami kondisi dan konseptualisasi praktis setiap kebijakan agar arah kebijakan efektif dan implementatif...
APBD tahun 2014 adalah berada di tahun politik... Maka perlu ada pengawasan dan transparansi...
Rancangan APBD 2014 akan dibahas bergulir di DPRD. Pd tahuin politik tsb, instrumen dan variabel ekspenditur fiskal harus fungsional untuk kesejahteraan. Tinggalkan pendekatan APBD hanya ritualitas anggaran semata, saatnya buat terobosan yang memiliki signifikansi tinggi terhadap publik. Jangan sampai terjebak oleh kerawanan kepentingan politik sesaat. Target pertumbuhan ekonomi daerah bukan segala-galanya, pemerataan dan pembangunan yang nyata untuk masyarakat menjadi penting...
Ahmad Zaini Alawi (SUMBER Grup Gresik UPDATE)
@ruston efendi : hehe.. Saya sudah lupa tulisan ini, mungkin sudah lama, dalam soal inflasi pun, Gresik lebih tinggi dari Surabaya, asumsi R-APBD 2014 tercatat 7,6 % pertumbuhan ekonominya, inflasinya diatas rata-rata inflasi nasional 5,5 %. Kalo saya melihat teori upah aliran klasik, upah bisa fluktuatif, bagi saya teori fluktuatif upah madzhab klasik tidak bisa dijadikan dasar pijakan kesejahteraan yang berpola pada mekanisme naik turunnya indikator ekonomi makro karena akan mengakibatkan inflasi-konstraksial yang bisa mengakibatkan perekonomian tidak stabil.
Dari teori upah keynesian dikatakan bahwa upah cenderung naik, konteks kenaikan upah pun harus dijabarkan secara praktis berbasis kebutuhan DAN peningkatan kesejahteraan pendapatan. Teknis rumusan kenaikan upah menjadi perdebatan panjang hingga indikator-indikator ekonomi yang terkait menjadi pertimbangan selama puluhan tahun tanpa kepastian, hingga akhirnya problematika upah diperjelas dengan surat edaran gubernur jawa timur yang memakai inflasi dan pertumbuhan ekonomi daerah setempat menjadi faktor plus terhadap KHL survey pasar.. Dalam aliran keynesian, ada batas pengaman bahwa upah harus diatas inflasi. Saya sepakat, kalo pertumbuhan ekonomi daerah setempat menjadi indikator penambah dalam angka pengupahan untuk dasar kesejahteraan.. Selamat untuk teman-teman buruh/pekerja ..
Tapi ada beberapa hal yang harus diantisipasi sebagai akibat konteks makro ekonomi, kenaikan upah adalah INFLATOIR (penarik inflasi tertinggi), upah naik, inflasi naik karena akibat tingginya permintaan akibat naiknya pendapatan.. Ini sebuah konsekuensi yang harus ditanggung oleh penduduk berpendapatan dan menjadi beban pemerintah melakukan penyelesaian minimal dalam titik equilibrium (keseimbangan). Upah nominal naik, terkadang tidak sebanding dengan upah riil akibat inflasi yang akan terjadi.. Tetapi dengan naiknya upah tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan buruh menjadi hal penting untuk bisa menikmati pertumbuhan ekonomi nasional...
Ruston Efendi
history atas umk yang dituntutkan sejak 2011 adalah:
awalnya kita menginginkan standard hidup bangsa terutama buruh ditingkatkan, itu berarti harus ada revisi upah besar besaran..
nah bila upah buruh naik, seharusnya pemerintah mengantisipasi dan mengendalikan harga, dan ini bisa dilakukan pemerintah pasca kenaikan upah 2013 (yang cukup signifikan), akan tetapi pemerintah gagal mengendalikan inflasi (dan gresik memang tertinggi) pasca kenaikan harga bbm...
inilah mengapa buruh harus turun jalan lagi memaksa adanya revisi upah buruh yang kedua, karena apa yang diharapkan sebelumnya yaitu peningkatan taraf hidup buruh gagal total pasca kenaikan harga bbm, ini bisa dilihat pada tren inflasi 2013 di bps...
memang melihat trend setahun itu belum cukup untuk diambil kesimpulan "SEBAB-AKIBAT" inflasi, namun setidaknya bisa dilihat secara kasar bahwa kenaikan umk sangat kecil pengaruhnya (hampir tidak ada) terhadap inflasi...
di negeri ini ketika mau idul fitri, inflasi naik, gagal panen inflasi naik, permintaan lebih tinggi dari suply, inflasi naik dan bbm naik inflasi juga naik.. jadi bisa dilihat betapa lemahnya kebijakan ekonomi kita ini pak, saya khawatir sebentar lagi gara2 badai HAIYAN di pilipina inflasi kita naik pula...
Anang Subakti
Negara lain minyak dan emas menjadi penyebab inflasi, negara kita bisa inflasi cuma gara gara cabe ...hehehe
Ahmad Zaini Alawi
@Ruston Efendi : saya salut dengan konsep kesejahteraan buruh yang di canangkan oleh teman-teman.. Karena selama ini, upah buruh adalah bagian dari komoditas yang "dijual" agar investasi mengalami peningkatan. Saya sepakat dengan Ali Muhsin (jawa pos) bahwa peningkatan upah tentunya harus diimbangi dengan peningkatan produktifitas pekerja, agar terjadi ekuilibrium dalam konteks ekonomi makro negara.
Satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa hukum the law of demand (hukum permintaan) akan tetap berlaku secara linier terhadap peningkatan pendapatan. Pendapatan naik, permintaan akan naik (demand pull), permintaan naik akan membuka inflasi, nah inflasi ini akan menurunkan daya riil pendapatan... Meskipun ini rumusan rutinitas ekonomi, tetap bisa diantisipasi dengan kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah yang relevan, misalnya fiscal-policy dalam hal mngantisipasi harga pasar, salah satunya dengan melakukan open market operation policy (kebijakan operasi pasar terbuka) yang efektif. Jika kenaikan harga barang menanjak tanpa kendali, maka saya khawatir sirkulasi ekonomi terhadap kenaikan upah nominal menjadi money illusion akibat inflasi tersebut. Ini adalah masalah rutinitas-klasik yang harus diantisipasi pemerintah. Semoga nilai upah riil tetap terjaga untuk meningkatkan kesejahteraan buruh...
Ahmad Zaini Alawi
@Anang Subakti : hehe.. Masalah inflasi insya allah sama, cuma besar kecilnya pengaruh dan jenis masalah yang berbeda, ini kalo saya melihat dari konteks makro ekonomi. Yang penting, jangan sampai dengan adanya kenaikan UMK tersebut terjadi inflasi melebihi 2 digit (melebihi 10 %), perlu kita jaga batas psikologis dampak terhadap stabilitas harga. Inflasi 2 digit sangat berpengaruh sekali atau merugikan mayoritas pemilik dana/pendapatan berskala kecil menengah ke bawah. ..
Davik Dengkul Kropos
mantaa...apz..! diskusi di atas sangat berbobot dan patut di jadi kan pembelajaran dan renungan bersama, betapa pentingnya sebuah diskusi untuk di jadikan bahan pertimbangan pembelajaran..., yg mula nya g tau menjadi tau... saluu...ut..!
Ahmad Zaini Alawi
Ada bbrapa INFLATOIR dlm perekonomian :
Kenaikan BBM
Kenaikan upah
Kenaikan TDL..
Ke3 nya adalah faktor terbesar menyumbang inflasi, maka antisipasinya harus langsung dilakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah..
Yusuf Mardiana
kak #ruston, konsepnya mantap-top...lanjut kak.
Roy Agus
Mas ruston saya da lupa mas.... memang klo kita memandang dunia ekonomi bangsa kita kita seakan inggin berteriak.... banyak sektoral" aset bangsa untuk kepentingan rakyat d kuasai oleh swasta... seperti apa yang d jelaskan pak zaini sebagai pengamat ekonomi di atas... sektor BBM, PANGAN, KESEHATAN, DAN PENDIDIKAN, sektor" tersebut adalah tolak ukur ekonomi, coba kita surve di lingkungan kita, cukup kita melihat lingkungan sekitar kita secara real, sumbangsi pemerintah terkadang lambat dan tak mengena target, d saat ekonomi masyarakat merosot justru pemerintah tak mensikapi hal tersebut.... pada dà sarnya pemerintah bisa menstabilkan ekonomi secara berkesinambungan serta memberi sebuah peraturan yang real dan tegas keyakinan masyarakat akan merasa puas....
Ahmad Zaini Alawi
Mas Roy : saya bukan pengamat ekonomi tapi pembelajar ekonomi, meskipun sudah 15 tahun mengajar ekonomi tetap harus belajar agar kita tetap dinamis-sportif dalam mengikuti perkembangan ekonomi yang pesat.
Yang jelas, teman-teman harus memahami bahwa kenaikan upah adalah awal dari efek kenaikan riil di ranah daya beli & efek domino dalam perekonomian agregat nasional. Maka langkah ke 2 setelah kenaikan upah adalah menjaga agar kenaikan upah nominal tidak berdampak buruk terhadap posisi upah riil terhadap komoditas barang, maka kenaikan upah jangan langsung digenjot melakukan pengeluaran yang bisa menaikkan sisi permintaan, karena bisa mempercepat realisasi kenaikan inflasi..
Peran "ngerem" pengeluaran oleh pelaku ekonomi juga perlu, tapi pencegahan dgn kebijakan pemerintah lebih penting. Mngamankan kenaikan upah dlm kondisi riil ekonomi juga penting agar tetap trjaga daya beli (purchasing power) masy/buruh...
Davik Dengkul Kropos
inflasi yg di mani pulasi oleh politisi, seperti anak panah yg hanya membidik orang tak berdaya, seperti buaya yg lupa induk nya,lalu mereka bicara keadilan padahal apa yg mereka kerjakan jauh dari apa yg di harapkan(rakyat).... , aduu...uh... mak...jaa..ang..! jangan sampai membuang ludah di muka kami, kelak kamu akan tau sendiri azab yg pedih...
Mardi Basuki
kenaikan inflasi, juga karena permainan para pemilik modal besar, dan anehnya pemerintah tidak bisa mencegahnya. contoh soal pemerintah memberi keringanan pada bea masuk mobil murah, ini sama saja memberi keleluasan para pemilik modal mengeruk keuntugan sebesar2-nya..... bukan masyarakat, apalagi buruh yang gajinnya tidak seberapa, buru-buru beli mobil murah untuk mencukupi biaya hidup saja sudah pontang panting, .....ini sudah jelas kebijakan pemerintah tidak berpihak pada rakyat kecil... yang dibutuh masyarakat adalah kestabilan harga2 kebutuhan pokok dan menekan inflasi.... kalau harga2 kebutuhan stabil otomatis inflasi bisa ditekan .... tapi nyatanya... bisa dilihat sendiri kan.....
Ahmad Zaini Alawi
Munculnya INFLASI sebuah keniscayaan sebagai bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran. The Law of Demand dan The law of supply. Hukum ekonomi ini berjalan terus secara rutin, tergantung sikap pengeluaran kita dan peran antisipatif pemerintah sebagai policy-maker dalam perekonomian. Inflasi juga merupakan efek demonstrasi kenaikan salah satu variabel ekonomi makro, seperti variabel upah.
Coba kita menganalisis dalam historis dan logika ekonomi di Indonesia terkait dengan kenaikan upah. Kenaikan UMK ini akan menimbulkan dampak tertentu dengan 2 kemungkinan :
1. Kemungkinan pertama, tambahan pendapatan = tambahan penerimaan, jutaan buruh/pekerja akan merespon kenaikan upahnya dgn peningkatan konsumsi. Melakukan konsumsi = menaikkan pengeluaran. Ini akan mndorong terjadinya peningkatan sisi permintaan (demand-pull). Karakter masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya konsumeristik dan shopaholic (gila belanja). Pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi, 60 % disumbang oleh besarnya pengeluaran konsumsi masyarakat.
2). Kemungkinan ke2, ini lebih relevan dan faktual, kenaikan nilai UMK merupakan mendorong semua sektor menaikkan harga. Naiknya upah, akan menambah ongkos produksi, di Indonesia labor-cost masuk dalam kalkulasi biaya produksi, nah ini akan mendorong kenaikan input produksi (harga input) yang berimbas pada naiknya harga output (barang & jasa). Dalam teori makro ekonomi, dikenal dengan inflasi dari sisi penawaran (demand-pull).
Dalam historisitas ekonomi bangsa kita, sering mengalami hal-hal seperti diatas. Maka pola konsumsi atau pola pengeluaran masyarakat harus diubah ke hal-hal yang produktif diiringi dengan antisipasi kebijakan fiskal & kebijakan moneter pemerintah, salah satunya adalah operasi pasar terhadap harga-harga komoditas & stok pangan pemerintah guna menyeimbangkan tingginya permintaan. Respon pasar secara berlebihan inilah yang harus diantisipasi pemerintah...
Roy Agus
hehehehe.... bekerja dan berdakwa pak zaini.... sebuah infiratif yang jarang kita temui.... salut pak zain.... d hadapkan pada sistem ke kinian masyarakat terkadang gelisah akan berbagai macam masalah ekonomi, trutama naik turunnya harga bahan pokok d pasaran, hal ini bisa d rasakan mulai tingginya komoditi harga yang tinggi sampai langkanya bahan pokok tersebut..... menurut pak zaini.... akankah perkembangan politik yang positif mampu menstabilkan harga kebutuhan bahan pangan d pasaran.....?
Ahmad Zaini Alawi (SUMBER Grup Gresik UPDATE)
@ruston efendi : hehe.. Saya sudah lupa tulisan ini, mungkin sudah lama, dalam soal inflasi pun, Gresik lebih tinggi dari Surabaya, asumsi R-APBD 2014 tercatat 7,6 % pertumbuhan ekonominya, inflasinya diatas rata-rata inflasi nasional 5,5 %. Kalo saya melihat teori upah aliran klasik, upah bisa fluktuatif, bagi saya teori fluktuatif upah madzhab klasik tidak bisa dijadikan dasar pijakan kesejahteraan yang berpola pada mekanisme naik turunnya indikator ekonomi makro karena akan mengakibatkan inflasi-konstraksial yang bisa mengakibatkan perekonomian tidak stabil.
Dari teori upah keynesian dikatakan bahwa upah cenderung naik, konteks kenaikan upah pun harus dijabarkan secara praktis berbasis kebutuhan DAN peningkatan kesejahteraan pendapatan. Teknis rumusan kenaikan upah menjadi perdebatan panjang hingga indikator-indikator ekonomi yang terkait menjadi pertimbangan selama puluhan tahun tanpa kepastian, hingga akhirnya problematika upah diperjelas dengan surat edaran gubernur jawa timur yang memakai inflasi dan pertumbuhan ekonomi daerah setempat menjadi faktor plus terhadap KHL survey pasar.. Dalam aliran keynesian, ada batas pengaman bahwa upah harus diatas inflasi. Saya sepakat, kalo pertumbuhan ekonomi daerah setempat menjadi indikator penambah dalam angka pengupahan untuk dasar kesejahteraan.. Selamat untuk teman-teman buruh/pekerja ..
Tapi ada beberapa hal yang harus diantisipasi sebagai akibat konteks makro ekonomi, kenaikan upah adalah INFLATOIR (penarik inflasi tertinggi), upah naik, inflasi naik karena akibat tingginya permintaan akibat naiknya pendapatan.. Ini sebuah konsekuensi yang harus ditanggung oleh penduduk berpendapatan dan menjadi beban pemerintah melakukan penyelesaian minimal dalam titik equilibrium (keseimbangan). Upah nominal naik, terkadang tidak sebanding dengan upah riil akibat inflasi yang akan terjadi.. Tetapi dengan naiknya upah tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan buruh menjadi hal penting untuk bisa menikmati pertumbuhan ekonomi nasional...
Ruston Efendi
history atas umk yang dituntutkan sejak 2011 adalah:
awalnya kita menginginkan standard hidup bangsa terutama buruh ditingkatkan, itu berarti harus ada revisi upah besar besaran..
nah bila upah buruh naik, seharusnya pemerintah mengantisipasi dan mengendalikan harga, dan ini bisa dilakukan pemerintah pasca kenaikan upah 2013 (yang cukup signifikan), akan tetapi pemerintah gagal mengendalikan inflasi (dan gresik memang tertinggi) pasca kenaikan harga bbm...
inilah mengapa buruh harus turun jalan lagi memaksa adanya revisi upah buruh yang kedua, karena apa yang diharapkan sebelumnya yaitu peningkatan taraf hidup buruh gagal total pasca kenaikan harga bbm, ini bisa dilihat pada tren inflasi 2013 di bps...
memang melihat trend setahun itu belum cukup untuk diambil kesimpulan "SEBAB-AKIBAT" inflasi, namun setidaknya bisa dilihat secara kasar bahwa kenaikan umk sangat kecil pengaruhnya (hampir tidak ada) terhadap inflasi...
di negeri ini ketika mau idul fitri, inflasi naik, gagal panen inflasi naik, permintaan lebih tinggi dari suply, inflasi naik dan bbm naik inflasi juga naik.. jadi bisa dilihat betapa lemahnya kebijakan ekonomi kita ini pak, saya khawatir sebentar lagi gara2 badai HAIYAN di pilipina inflasi kita naik pula...
Anang Subakti
Negara lain minyak dan emas menjadi penyebab inflasi, negara kita bisa inflasi cuma gara gara cabe ...hehehe
Ahmad Zaini Alawi
@Ruston Efendi : saya salut dengan konsep kesejahteraan buruh yang di canangkan oleh teman-teman.. Karena selama ini, upah buruh adalah bagian dari komoditas yang "dijual" agar investasi mengalami peningkatan. Saya sepakat dengan Ali Muhsin (jawa pos) bahwa peningkatan upah tentunya harus diimbangi dengan peningkatan produktifitas pekerja, agar terjadi ekuilibrium dalam konteks ekonomi makro negara.
Satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa hukum the law of demand (hukum permintaan) akan tetap berlaku secara linier terhadap peningkatan pendapatan. Pendapatan naik, permintaan akan naik (demand pull), permintaan naik akan membuka inflasi, nah inflasi ini akan menurunkan daya riil pendapatan... Meskipun ini rumusan rutinitas ekonomi, tetap bisa diantisipasi dengan kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah yang relevan, misalnya fiscal-policy dalam hal mngantisipasi harga pasar, salah satunya dengan melakukan open market operation policy (kebijakan operasi pasar terbuka) yang efektif. Jika kenaikan harga barang menanjak tanpa kendali, maka saya khawatir sirkulasi ekonomi terhadap kenaikan upah nominal menjadi money illusion akibat inflasi tersebut. Ini adalah masalah rutinitas-klasik yang harus diantisipasi pemerintah. Semoga nilai upah riil tetap terjaga untuk meningkatkan kesejahteraan buruh...
Ahmad Zaini Alawi
@Anang Subakti : hehe.. Masalah inflasi insya allah sama, cuma besar kecilnya pengaruh dan jenis masalah yang berbeda, ini kalo saya melihat dari konteks makro ekonomi. Yang penting, jangan sampai dengan adanya kenaikan UMK tersebut terjadi inflasi melebihi 2 digit (melebihi 10 %), perlu kita jaga batas psikologis dampak terhadap stabilitas harga. Inflasi 2 digit sangat berpengaruh sekali atau merugikan mayoritas pemilik dana/pendapatan berskala kecil menengah ke bawah. ..
Davik Dengkul Kropos
mantaa...apz..! diskusi di atas sangat berbobot dan patut di jadi kan pembelajaran dan renungan bersama, betapa pentingnya sebuah diskusi untuk di jadikan bahan pertimbangan pembelajaran..., yg mula nya g tau menjadi tau... saluu...ut..!
Ahmad Zaini Alawi
Ada bbrapa INFLATOIR dlm perekonomian :
Kenaikan BBM
Kenaikan upah
Kenaikan TDL..
Ke3 nya adalah faktor terbesar menyumbang inflasi, maka antisipasinya harus langsung dilakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah..
Yusuf Mardiana
kak #ruston, konsepnya mantap-top...lanjut kak.
Roy Agus
Mas ruston saya da lupa mas.... memang klo kita memandang dunia ekonomi bangsa kita kita seakan inggin berteriak.... banyak sektoral" aset bangsa untuk kepentingan rakyat d kuasai oleh swasta... seperti apa yang d jelaskan pak zaini sebagai pengamat ekonomi di atas... sektor BBM, PANGAN, KESEHATAN, DAN PENDIDIKAN, sektor" tersebut adalah tolak ukur ekonomi, coba kita surve di lingkungan kita, cukup kita melihat lingkungan sekitar kita secara real, sumbangsi pemerintah terkadang lambat dan tak mengena target, d saat ekonomi masyarakat merosot justru pemerintah tak mensikapi hal tersebut.... pada dà sarnya pemerintah bisa menstabilkan ekonomi secara berkesinambungan serta memberi sebuah peraturan yang real dan tegas keyakinan masyarakat akan merasa puas....
Ahmad Zaini Alawi
Mas Roy : saya bukan pengamat ekonomi tapi pembelajar ekonomi, meskipun sudah 15 tahun mengajar ekonomi tetap harus belajar agar kita tetap dinamis-sportif dalam mengikuti perkembangan ekonomi yang pesat.
Yang jelas, teman-teman harus memahami bahwa kenaikan upah adalah awal dari efek kenaikan riil di ranah daya beli & efek domino dalam perekonomian agregat nasional. Maka langkah ke 2 setelah kenaikan upah adalah menjaga agar kenaikan upah nominal tidak berdampak buruk terhadap posisi upah riil terhadap komoditas barang, maka kenaikan upah jangan langsung digenjot melakukan pengeluaran yang bisa menaikkan sisi permintaan, karena bisa mempercepat realisasi kenaikan inflasi..
Peran "ngerem" pengeluaran oleh pelaku ekonomi juga perlu, tapi pencegahan dgn kebijakan pemerintah lebih penting. Mngamankan kenaikan upah dlm kondisi riil ekonomi juga penting agar tetap trjaga daya beli (purchasing power) masy/buruh...
Davik Dengkul Kropos
inflasi yg di mani pulasi oleh politisi, seperti anak panah yg hanya membidik orang tak berdaya, seperti buaya yg lupa induk nya,lalu mereka bicara keadilan padahal apa yg mereka kerjakan jauh dari apa yg di harapkan(rakyat).... , aduu...uh... mak...jaa..ang..! jangan sampai membuang ludah di muka kami, kelak kamu akan tau sendiri azab yg pedih...
Mardi Basuki
kenaikan inflasi, juga karena permainan para pemilik modal besar, dan anehnya pemerintah tidak bisa mencegahnya. contoh soal pemerintah memberi keringanan pada bea masuk mobil murah, ini sama saja memberi keleluasan para pemilik modal mengeruk keuntugan sebesar2-nya..... bukan masyarakat, apalagi buruh yang gajinnya tidak seberapa, buru-buru beli mobil murah untuk mencukupi biaya hidup saja sudah pontang panting, .....ini sudah jelas kebijakan pemerintah tidak berpihak pada rakyat kecil... yang dibutuh masyarakat adalah kestabilan harga2 kebutuhan pokok dan menekan inflasi.... kalau harga2 kebutuhan stabil otomatis inflasi bisa ditekan .... tapi nyatanya... bisa dilihat sendiri kan.....
Ahmad Zaini Alawi
Munculnya INFLASI sebuah keniscayaan sebagai bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran. The Law of Demand dan The law of supply. Hukum ekonomi ini berjalan terus secara rutin, tergantung sikap pengeluaran kita dan peran antisipatif pemerintah sebagai policy-maker dalam perekonomian. Inflasi juga merupakan efek demonstrasi kenaikan salah satu variabel ekonomi makro, seperti variabel upah.
Coba kita menganalisis dalam historis dan logika ekonomi di Indonesia terkait dengan kenaikan upah. Kenaikan UMK ini akan menimbulkan dampak tertentu dengan 2 kemungkinan :
1. Kemungkinan pertama, tambahan pendapatan = tambahan penerimaan, jutaan buruh/pekerja akan merespon kenaikan upahnya dgn peningkatan konsumsi. Melakukan konsumsi = menaikkan pengeluaran. Ini akan mndorong terjadinya peningkatan sisi permintaan (demand-pull). Karakter masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya konsumeristik dan shopaholic (gila belanja). Pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi, 60 % disumbang oleh besarnya pengeluaran konsumsi masyarakat.
2). Kemungkinan ke2, ini lebih relevan dan faktual, kenaikan nilai UMK merupakan mendorong semua sektor menaikkan harga. Naiknya upah, akan menambah ongkos produksi, di Indonesia labor-cost masuk dalam kalkulasi biaya produksi, nah ini akan mendorong kenaikan input produksi (harga input) yang berimbas pada naiknya harga output (barang & jasa). Dalam teori makro ekonomi, dikenal dengan inflasi dari sisi penawaran (demand-pull).
Dalam historisitas ekonomi bangsa kita, sering mengalami hal-hal seperti diatas. Maka pola konsumsi atau pola pengeluaran masyarakat harus diubah ke hal-hal yang produktif diiringi dengan antisipasi kebijakan fiskal & kebijakan moneter pemerintah, salah satunya adalah operasi pasar terhadap harga-harga komoditas & stok pangan pemerintah guna menyeimbangkan tingginya permintaan. Respon pasar secara berlebihan inilah yang harus diantisipasi pemerintah...
Roy Agus
hehehehe.... bekerja dan berdakwa pak zaini.... sebuah infiratif yang jarang kita temui.... salut pak zain.... d hadapkan pada sistem ke kinian masyarakat terkadang gelisah akan berbagai macam masalah ekonomi, trutama naik turunnya harga bahan pokok d pasaran, hal ini bisa d rasakan mulai tingginya komoditi harga yang tinggi sampai langkanya bahan pokok tersebut..... menurut pak zaini.... akankah perkembangan politik yang positif mampu menstabilkan harga kebutuhan bahan pangan d pasaran.....?
Banyak sekali yang ingin mengetahui UMK Gresik, maupun UMK Surabaya, juga kota yang lain. Apakah sudah fix. Dapatkan informasi terbaru di Grup Suara Gresik |
Posting Komentar