Siapakah Mbah Tanggung Boyo? Apa kiprah beliau sehingga masyarakat dusun Karangsono Giri memperingati khoul Beliau setiap tahun. Sesuai namanya “TANGGUNG BOYO” dalam bahasa Indonesia diartikan “Menanggung Bahaya”, bisa juga diartikan sebagai pelindung (Bodyguard) atau perisai atau tameng.
Diceritakan oleh bapak H. Gufron Ja’far (68 tahun) selaku tokoh agama masyarakat Karangsono. Mbah Tanggung Boyo adalah satu diantara sekian banyak musuh kanjeng Sunan Giri dari keturunan kerajaan Majapahit. Dikisahkan ada dua jawara dari Senggulu dikirim untuk membunuh kanjeng Sunan Giri, tapi tidak berhasil menjalankan tugas junjungannya. Salah satu jawara yang diutus lolos dan kembali ke Senggulu, tapi Mbah Tanggung Boyo bisa dilumpuhkan oleh Kanjeng Sunan Giri. Ketika disuruh kembali ke Senggulu Beliau memilih mengikuti ajaran kanjeng Sunan Giri dan mengabdikan dirinya pada kanjeng Sunan Giri sebagai pelindung kesunanan Giri.
Selama sisa hidup Mbah Tanggung Boyo diabdikan pada Kanjeng Sunan Giri, hingga ajal menjemput beliau dan dimakamkan di dusun Karangsono Giri. Sebagai penghormatan atas jasa jasa beliau, diselenggarakan khoul oleh warga dusun Karangsono Giri setiap Jum’at kedua di bulan Muharam/Asyura. Dan kegiatan khoul ini sudah dilaksanakan masyarakat Karangsono sejak jaman dulu.
Kondisi makam sangat sederhana, suasana sekitar makam terasa asri tidak terlepas dari peran bapak Abdur Rohman selaku juru kunci makam Mbah Tanggung Boyo. Pohon pohon besar yang berumur hampir satu abad melengkapi komplek makam ini. Di sebelah timur makam ada gentong /jambangan kuno yang terbelah. Juga ada beberapa makam warga, konon makam makam tersebut ditengarai merupakan keturunan Mbah Tanggung Boyo.
(By Muhammad Samsul)
Harjo
Ini sedikit tambahan mas Muhammad Samsul, sebagai wujud kecintaan kepada Beliau yang telah ikut membantu perjuangan Mbah Sunan Giri, masyarakat Giri, khususnya warga Karangsono seluruhnya sehabis bakda sholat shubuh mengadakan khataman Qur'an dilanjut do'a bersama, khususnya kepada Beliaunya. Ini murni bukti kecintaan warga karena sangat menghormati atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan membantu menyebarkan agama Islam mendampingi mbah Sunan Giri.
Harjo
Kegiatan Religi sprti ini InsyaAllah bs mnjadikan kbiasa'an yg sangat baik buat generasi mndatang,smga dgn derasnya budaya2 barat yg msuk keNegeri kita,hal2 smacam di atas bs mnjadi filter yg baik buat kita2 smua.Amiin
Muhammad Samsul
Mas @Harjo, Alhamdulillah di kalangan masyarakt Gresik budaya mengirim do'a kpd sesepuh/tokoh panutan masih kental, nah ini sesuai yg sampeyan katakan bisa menjadi filter masuknya budaya barat yg mengikis budaya kita sebagai orang Mukmin. Mbak @Fatim, Mengenai penempatan makam Beliau mengapa koq di desa Karangsono,tidak di komplek makam kerabat kesunanan Giri?. Ini salah satu bukti, sifat dari Mbah Tanggung Boyo. Walau posisi Beliau dekat dan bertanggung jawab atas keamanan kesunanan Giri khususnya kanjeng Sunan Giri tp beliau jasanya tidak mau diketahui orang lain. Dan lokasi makam Beliau di desa Karangsono ini ditengarai di tanah miliknya. Dan orang orang yang menguasai tanah tersebut ditengarai masih keturunannya, termasuk istri juru kunci makam pak Abdur Rohman,
Muhammad Samsul
Cerita Mbah Tanggung Boyo ini hampir sama dengan Panembahan Singosari. Yang berbeda hanya waktu dan pemegang tapuk pimpinan kesunanan Giri. Kalo Panembahan Singosari terjadi pada pemerintahan kanjeng Sunan Dalem (Putra Sunan Giri).
Harjo
Kisah mbah Tanggung Boyo hampir mirip ceritanya dengan Begawan Minto semeru ,yang beda mungkin niat keduanya.Mbah Tanggung Boyo murni dapat mandat dari atasanya untuk melumpuhkan Sunan Giri, sedangkan Begawan mninto Semeru semata mata hanya kepingin menguji sampai di mana kesaktian dari Sunan Giri itu sendiri. Ringkas cerita, keduanya kalah dalam hal apapun, sehingga dari keduanya meminta untuk bisa jadi murid Sunan Giri. Perjuangan mbah Tanggung Boyo bersama Sunan Giri di abdikan sampai akhir usia dengan bukti makam Beliau seperti keterangan mas M. Samsul di atas. Sedangkan Begawan Minto Semeru dapat amanah dari Sunan Giri untuk kembali ke daerahnya supaya bisa mengajarkan apa yang sudah di ajarkan dari Sunan Giri. Mungkin Dulur-dulur yang lain bisa ngasih tambahan.Monggo...
Ini sedikit tambahan mas Muhammad Samsul, sebagai wujud kecintaan kepada Beliau yang telah ikut membantu perjuangan Mbah Sunan Giri, masyarakat Giri, khususnya warga Karangsono seluruhnya sehabis bakda sholat shubuh mengadakan khataman Qur'an dilanjut do'a bersama, khususnya kepada Beliaunya. Ini murni bukti kecintaan warga karena sangat menghormati atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan membantu menyebarkan agama Islam mendampingi mbah Sunan Giri.
Harjo
Kegiatan Religi sprti ini InsyaAllah bs mnjadikan kbiasa'an yg sangat baik buat generasi mndatang,smga dgn derasnya budaya2 barat yg msuk keNegeri kita,hal2 smacam di atas bs mnjadi filter yg baik buat kita2 smua.Amiin
Muhammad Samsul
Mas @Harjo, Alhamdulillah di kalangan masyarakt Gresik budaya mengirim do'a kpd sesepuh/tokoh panutan masih kental, nah ini sesuai yg sampeyan katakan bisa menjadi filter masuknya budaya barat yg mengikis budaya kita sebagai orang Mukmin. Mbak @Fatim, Mengenai penempatan makam Beliau mengapa koq di desa Karangsono,tidak di komplek makam kerabat kesunanan Giri?. Ini salah satu bukti, sifat dari Mbah Tanggung Boyo. Walau posisi Beliau dekat dan bertanggung jawab atas keamanan kesunanan Giri khususnya kanjeng Sunan Giri tp beliau jasanya tidak mau diketahui orang lain. Dan lokasi makam Beliau di desa Karangsono ini ditengarai di tanah miliknya. Dan orang orang yang menguasai tanah tersebut ditengarai masih keturunannya, termasuk istri juru kunci makam pak Abdur Rohman,
Muhammad Samsul
Cerita Mbah Tanggung Boyo ini hampir sama dengan Panembahan Singosari. Yang berbeda hanya waktu dan pemegang tapuk pimpinan kesunanan Giri. Kalo Panembahan Singosari terjadi pada pemerintahan kanjeng Sunan Dalem (Putra Sunan Giri).
Harjo
Kisah mbah Tanggung Boyo hampir mirip ceritanya dengan Begawan Minto semeru ,yang beda mungkin niat keduanya.Mbah Tanggung Boyo murni dapat mandat dari atasanya untuk melumpuhkan Sunan Giri, sedangkan Begawan mninto Semeru semata mata hanya kepingin menguji sampai di mana kesaktian dari Sunan Giri itu sendiri. Ringkas cerita, keduanya kalah dalam hal apapun, sehingga dari keduanya meminta untuk bisa jadi murid Sunan Giri. Perjuangan mbah Tanggung Boyo bersama Sunan Giri di abdikan sampai akhir usia dengan bukti makam Beliau seperti keterangan mas M. Samsul di atas. Sedangkan Begawan Minto Semeru dapat amanah dari Sunan Giri untuk kembali ke daerahnya supaya bisa mengajarkan apa yang sudah di ajarkan dari Sunan Giri. Mungkin Dulur-dulur yang lain bisa ngasih tambahan.Monggo...