Miftah Fawzy
Bismillah
Memperbaiki Gresik Harus Dimulai Dari Hulu
Waktu saya masih menjadi siswa MTS salah satu guru senior yg mengajarkan ilmu fiqih,dan sekarang dikenal masyarakat sebagai kyai sepuh di kampung saya berkata : "UN (d/h Ebtanas) adalah masalah duniawi sehingga terlepas dari ketentuan syariah jadi boleh mencontek agar bisa lulus ujian dan mendapat ijasah."
Sekitar 5 tahun siswa MA di salah satu pesantren besar di kabupaten gresik yg ikut UN tidak lulus 100%.
Kira2 apa yg melatar belakangi kegagalan berjamaah tersebut ?!.
Kemungkinan terkuat adalah seperti mindset di atas,karena ijasah adalah masalah duniawi maka sah2 saja bila melakukan contekan massal.
Akhirnya santri yg berjumlah lebih dari seratus siswa tersebut dapat contekan masal dan berakibat kegagalan masal.
Mindset sekuler ala pesantren ini bisa mempengaruhi kehidupan santri saat hidup di tengah masyarakat apalagi bila santri tersebut kelak menjadi pemimpin karena ketidakjujuran dianggap bisa dipilah pilah,ada ketidak jujuran yg bersifat duniawi dan tidak berkorelasi dg akhirat tapi yg bersifat ukhrowi.
Kurikilum yg Terlalu Gemuk
Keponakan saya yg sekolah di MI tiap hari membawa tas yg beratnya naudzubillah ini bisa dimaklumi karena mata pelajaran di MI ada 19 MP
Sehingga tiap hari harus dijejali lebih dari 5 MP secara otomatis guru dan murid harus berpacu dengan waktu menyelesaikan MP sesuai target yg ditentukan sehingga murid dan gurunya juga sama2 nervous.
Di sisi lain langkanya guru yg punya kapasitas spiritual yg memadai untuk bisa menstranfer ke anak didik agar anak punya bekal religiutas memadai.
Kegersangan spiritualitas dibarengi dengan terlalu dipaksakannya kurikulum menjadikan output yg tidak seperti yg dibayangkan.
Maka perlu dilakukan penyederhanaan kurikulum dan lain sisi membekali guru dengan injeksi spiritualitas sehingga guru bisa menjadi sosok yg digugu lan ditiru.
Afandi Kusuma
kurikulum yang diterapkan, adalah kurikulum pesanan
dari yang punya BANYAK uang.
Cap Koe Gie
Gurunya gk punya bekal moral apalagi muridnya yg belum tahu yg sebenatnya.Serumnya aja racun gimana kehidupannya kelak...
Miftah Fawzy
Itulah hulunya problematilka bangsa ini kalau hulu ga bermasalah insyaAllah hilirnya akan terlihat air yg jernih.
Belum lagi ga matchnya konten kurikulum dg kehidupan sehari2,apakah matematika yg diajarkan selama 12 tahun ada korelasinya dg kehidupan para siswa dikemudian hari
He he tanya pada rumput yg bergoyang
Hamzah Winsyah Al Mustadjabi
Sistem pendidikan negeri ini sudah salah dari dasarnya (paradigmanya). Sistem Pendidikan di negeri ini berdasarkan akad jual beli, Lu jual (sekolah jual jasa) Gue beli (saya bayar dg uang dan saya dapat ijazah) jadi disana ada hitung-hitungan untung rugi, tidak ada tuh cari ilmu karena ibadah. Jadi kalau saya sudah bayar mahal nggak dapat nilai baik saya rugi, maka segala cara akan digunakan agar tidak rugi.
Dalam Islam sistem Pendidikan dibangun berdasarkan Motivasi Menjalankan Perintah Allah. Siapa yg terkena kewajiban ini? Semua pihak tentunya! Siswa wajib menjalankan perintah Allah belajar dan mendapat pahala surga, Masyarakat (keluarga) wajib memotivasi siswa agar mereka juga mendapatkan pahala anak sholeh yang tiada terputus, Pemerintah wajib juga menfasilitasi dan memudahkan bukan menyulitkan. Makanya dalam sistem Pendidikan Islam Pendidikan harus gratis.
Allah maha Rohaim dan Maha Rahim tentu tidak akan memberikan perintah pada hambanya tetapi memberikan aturan menyulitkan cara melaksanakannya. Allah perintahkan msalah pendidikan tentu segala sesuatu yang menuju pendidikan harus dimudahkan. Guru adalah profesi yang mendapat gaji paling tinggi setelah hakim dan tentara/polisi. Siswa belajar gratis bahkan mendapat tunjangan (gaji) dari negara, bukan harus bayar mahal. Lantas dari mana dana pendidikan apakah mampu negara membiayayai itu semua. Dengan diterapkannya sistem ekonomi Islam negara tidak bajak kolaps (ini kita bahas dilain waktu) SAATNYA KEMBALI PADA SYARIAH. SELAMATKAN INDONESIA DENGAN SYARIAH
[iklan]
YANG TERKAIT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)