Fanfiction Infinite : Lover Boy Part 18
Banyak cerita menarik yang telah ditulis oleh Ayuna Kusuma. Ini adalah salah satunya yang patut untuk kita simak. Ayuna Kusuma memang pintar sekali membawa para pembacanya untuk memasukki suasana yang ada di dalam kisah yang telah dibawahkannya.
Author : - Kusuma (Yun) in my web : http://.com/
Genre : Romance. Parody. Sadly
maincast :
Woohyun : Woohyun INFINITE
Gadis Cantik dan Bodoh/ Nae Mi : Minah Girl’s Day
Lelah bercanda, kami berdua tertidur di lantai, Naemi menyandarkan kepalanya di lenganku, Ia sangat cantik tanpa polesa make up, tanpa pewarna bibir, rambutnya yang panjang terurai membuatku bertambah mencintainya, saat aku punya keberanian untuk mencium pipinya, jantungku kembali sakit, kali ini aku tak bisa menahannya. Aku menangis tertahan, jantungku seperti ingin meledak.
“hmmm… oppa… ada apa?…” Naemi membalikkan tubuhnya, wajahnya yang tak tertutup masker melihatku, jantungku semakin sakit, aku tak bisa bicara terlalu banyak.
“N…Na…emi…tutup… wajahmu…” kataku sambil menahan rasa sakitku. Keringat dingin semakin mengucur deras. Kulihat Naemi begitu kuwalahan, ia sangat khawatir, berlari kesana kesini, memanggil appa dan eommanya.
Aku tak biasanya seperti ini. Jantungku sepertinya berdetak lebih parah.
“EOMMA~~~~~~~~~!!! WOOHYUN PINGSAN~~~~~~~~~!! EOMMA~~~!!! WOOHYUN~~~!! BANGUN~~~~~~!!!” Aku mendengar teriakan Naemi disertai tangisannya yang menyedihkan, tapi aku terlalu sakit untuk bangkit dan membuka mataku.
“Naemi… apa yang kau lakukan padanya hah? Ayo bantu aku eomma, angkat dia ke mobil kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang” Suara Appa Naemi jelas ku dengar, tapi sakitku ini tak tertahankan, nafasku semakin berat.
Aku tertidur dipangkuan Naemi, jantungku membuatku semakin tak berdaya, sulit rasanya untuk bangkit dan mengatakan hey aku tak apa. Apa yang bisa membuatku seperti ini, apakah karena sedari tadi aku menahan sakit saat melihat wajah naemi yang cantik.
Mobil melaju dengan cepat, Appa Naemi berteriak-teriak tidak jelas, sepertinya dia marah dengan pengguna jalan yang selebor atau semacamnya. Aku rasakan tangan Naemi menggenggam tanganku yang semakin dingin.
“Oppa…oppa…. Kau kenapa? Apakah jantungmu sangat sakit…” Tanya Naemi, aku tak bisa lagi mengeluarkan suara, sebagai jawaban aku sangat sakit menahan jantungku yang semakin tidak terkontrol seperti ini, aku hanya bisa menggenggam tangan Naemi semakin erat.
“Eomma… Woohyun Oppa masih bisa menjawabku… Appa… cepatlah sedikit… aku tak ingin terjadi apa-apa padanya” kurasakan air mata yang hangat menetes menembus kemeja, Naemi, aku akan bertahan, aku akan melawan penyakit ini, seperti yang kau bilang dulu.
“Naemi, ajak bicara terus Woohyun, jangan biarkan dia tertidur” kata Appa, “Eomma, cepat kau hubungi keluarga Woohyun, cari informasi tentangnya di dompetnya, Naemi, apakah kau bawa dompet Woohyun?”
“Ye Appa…”
Dadaku semakin sesak, apakah aku akan mati?, tidak, tidak… aku tidak mau mati seperti ini, Naemi masih memerlukanku, dan penyakitku hanya phobia pada wanita cantik, bukan penyakit jantung. Sedari tadi aku bisa menahan phobiaku, sekarangpun aku pasti bisa menahannya.
“Oppa… oppa… jangan menangis, aku ada didekatmu, arra? Aku ada disini, aku tahu kau pasti baik-baik saja… Oppa… lihatlah, aku sudah memakai masker, hum… kau tidak akan sakit lagi kalau aku memakai masker kan?” kata Naemi sambil menggosokkan masker yang dia pakai ke tanganku.
“Oppa… apakah perlu aku panggilkan Jisung?… Oppa…… jawab aku….. apakah kau perlu Jisung?… huuuuh ooppaa….. huks huks”
“Oppa… seharusnya aku melepasmu saat bersama Jisung, biar saja kau bersamanya, kau tak akan pernah sakit seperti ini kalau kau bersama Jisung, dia akan menyembuhkanmu… mengapa aku begitu egois Oppa…. Oppa……….. jawab aku…….. oppa….”
‘Oppa… cepatlah sadar… aku akan membuatkanmu bibimbap hum… kau suka bibimbap kan?… aku akan telp jisung, agar ia datang untuk menyembuhkanmu… oppa…….. jawab aku oppa…”
***……….
maincast :
Woohyun : Woohyun INFINITE
Gadis Cantik dan Bodoh/ Nae Mi : Minah Girl’s Day
Lelah bercanda, kami berdua tertidur di lantai, Naemi menyandarkan kepalanya di lenganku, Ia sangat cantik tanpa polesa make up, tanpa pewarna bibir, rambutnya yang panjang terurai membuatku bertambah mencintainya, saat aku punya keberanian untuk mencium pipinya, jantungku kembali sakit, kali ini aku tak bisa menahannya. Aku menangis tertahan, jantungku seperti ingin meledak.
“hmmm… oppa… ada apa?…” Naemi membalikkan tubuhnya, wajahnya yang tak tertutup masker melihatku, jantungku semakin sakit, aku tak bisa bicara terlalu banyak.
“N…Na…emi…tutup… wajahmu…” kataku sambil menahan rasa sakitku. Keringat dingin semakin mengucur deras. Kulihat Naemi begitu kuwalahan, ia sangat khawatir, berlari kesana kesini, memanggil appa dan eommanya.
Aku tak biasanya seperti ini. Jantungku sepertinya berdetak lebih parah.
“EOMMA~~~~~~~~~!!! WOOHYUN PINGSAN~~~~~~~~~!! EOMMA~~~!!! WOOHYUN~~~!! BANGUN~~~~~~!!!” Aku mendengar teriakan Naemi disertai tangisannya yang menyedihkan, tapi aku terlalu sakit untuk bangkit dan membuka mataku.
“Naemi… apa yang kau lakukan padanya hah? Ayo bantu aku eomma, angkat dia ke mobil kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang” Suara Appa Naemi jelas ku dengar, tapi sakitku ini tak tertahankan, nafasku semakin berat.
Aku tertidur dipangkuan Naemi, jantungku membuatku semakin tak berdaya, sulit rasanya untuk bangkit dan mengatakan hey aku tak apa. Apa yang bisa membuatku seperti ini, apakah karena sedari tadi aku menahan sakit saat melihat wajah naemi yang cantik.
Mobil melaju dengan cepat, Appa Naemi berteriak-teriak tidak jelas, sepertinya dia marah dengan pengguna jalan yang selebor atau semacamnya. Aku rasakan tangan Naemi menggenggam tanganku yang semakin dingin.
“Oppa…oppa…. Kau kenapa? Apakah jantungmu sangat sakit…” Tanya Naemi, aku tak bisa lagi mengeluarkan suara, sebagai jawaban aku sangat sakit menahan jantungku yang semakin tidak terkontrol seperti ini, aku hanya bisa menggenggam tangan Naemi semakin erat.
“Eomma… Woohyun Oppa masih bisa menjawabku… Appa… cepatlah sedikit… aku tak ingin terjadi apa-apa padanya” kurasakan air mata yang hangat menetes menembus kemeja, Naemi, aku akan bertahan, aku akan melawan penyakit ini, seperti yang kau bilang dulu.
“Naemi, ajak bicara terus Woohyun, jangan biarkan dia tertidur” kata Appa, “Eomma, cepat kau hubungi keluarga Woohyun, cari informasi tentangnya di dompetnya, Naemi, apakah kau bawa dompet Woohyun?”
“Ye Appa…”
Dadaku semakin sesak, apakah aku akan mati?, tidak, tidak… aku tidak mau mati seperti ini, Naemi masih memerlukanku, dan penyakitku hanya phobia pada wanita cantik, bukan penyakit jantung. Sedari tadi aku bisa menahan phobiaku, sekarangpun aku pasti bisa menahannya.
“Oppa… oppa… jangan menangis, aku ada didekatmu, arra? Aku ada disini, aku tahu kau pasti baik-baik saja… Oppa… lihatlah, aku sudah memakai masker, hum… kau tidak akan sakit lagi kalau aku memakai masker kan?” kata Naemi sambil menggosokkan masker yang dia pakai ke tanganku.
“Oppa… apakah perlu aku panggilkan Jisung?… Oppa…… jawab aku….. apakah kau perlu Jisung?… huuuuh ooppaa….. huks huks”
“Oppa… seharusnya aku melepasmu saat bersama Jisung, biar saja kau bersamanya, kau tak akan pernah sakit seperti ini kalau kau bersama Jisung, dia akan menyembuhkanmu… mengapa aku begitu egois Oppa…. Oppa……….. jawab aku…….. oppa….”
‘Oppa… cepatlah sadar… aku akan membuatkanmu bibimbap hum… kau suka bibimbap kan?… aku akan telp jisung, agar ia datang untuk menyembuhkanmu… oppa…….. jawab aku oppa…”
***……….