Randu Agung dulu dibawah Gunung Giri ada hutan lebat banyak pohon randu besar besar-besar.
Ringkas cerita ada Begawan Sidik Wicaksono dari brang wetan Alas Purwo mau menantang kesaktian dari Sunan Giri di situ Begawan Sidik Wicaksono kalah dan tunduk dan mau menjadi murid Kanjeng Sunan. Karena pengabdianya yang tulus akhirnya Sidik Wicaksono disuruh membabad alas randu untuk menjadikan karang pradesan dan menetap di Desa Minangkani / Manangkuli. Di situ Jeng Sunan memberi seorang santri putrinya yang bernama Dewi Sekar Sore yang hebat cara berdakwah dengan cara kidungan dan nembang jawa dan dillengkapi gamelan dan niogonya.
* Singkat cerita disini Dewi Sekar Sore diutus Jeng Sunan untuk membantu Begawan Sidik untuk siar agama di daerah baru *
Begawan Sidik Wicaksono adalah kepercayaan Jeng Sunan dan diberi hak momong R Supeno
Setelah melayat Jeng Sunan wafat Begawan Sidik Wicaksona pulang ke Desa Minangkani / Manangkuli karena sang begawan tidak pernah ikut tahlil akhirnya R Supeno menengok ke desa tersebut. Di situ R Supena terkejut dari nglayat sampai 7 hari kok tidak pernah keluar dari kamar padepokanya semua santrinya tidak diperkenankan untuk masuk kamar itu. Akhirnya R Supeno memberanikan diri masuk dan wallohu alam ternyata Begawan Sidik Wicaksono mukso. Sebelum dia masuk kamar padepokan dia bicara pada santrinya bahwa begawan ingin membangun rumah ibadah yang layak (masjid) . .
Penelusuran sejarah oleh Mbah Genok Tebu wong Dukun Gresik.
(NV Harjosuwitoe)
[iklan]