Kebesaran Rasional para Rasul2 Allah....
Sudah selayaknya kita sebagai umat Muslim untuk selalu mengambil pelajaran dari kisah2 hidup para Rasul Allah,sebagaimana Firman Allah yang menjelaskan kepada kita bahwa kita tidak boleh PD dan bangga bisa masuk surga.Sedangkan belum datang cobaan pada kita sebagaimana Rasul2 terdahulu.
Dari surat itu nampak jelas bahwa jika kita ingin masuk surga,salah satu metode nya adalah menelaah jalan hidup para Rasul.
Dan dalam bahasan kali ini saya mencoba mengangkat "matematika/Rasionalitas Rasul Allah yg sering kita sebut sebagai bapak para Nabi"...dialah Nabi Ibrahim AS.
Setiap Hari raya kurban,umat muslim selalu memuji kesabaran nabi Ibrahim dalam mengorbankan putra nya ismail untuk disembelih sebelum Allah menggantinya dengan hewan kurban.Dan itu selalu dilakukan tiap tahun untuk memperingati kebesaran hati Nabi Ibrahim SAW.
Disini saya akan mengangkat sisi yang berbeda,,,saya lebih tertarik mengangkat sesuatu yang belum diangkat oleh para cendikiawan sebelumnya yakni seberapa besar tingkat Rasionalitas Ibrahim AS.
-Sudah menjadi asumsi umum bagi kita semua bahwa ayah Ibrahim adalah pembuat berhala di masyarakat nya,tapi Ibrahim muda sering mengkritisi masalah itu.dia sering bilang ke ayahnya,,,apakah kita bukan orang gila.Membuat patung sendiri tapi kok disembah sendiri..."point pertama".
-suatu ketika,ketika msyarakat nya sedang melakukan pesta,ibrahim masuk ke kuil tempat pemujaan nerhala2. dia memotong semua kepala berhala2 itu,hanya yg paling besar yg tidak dipotong oleh Ibrahim.Kapak yang dibuat untuk memotong kepala2 tersebut dikalungkan di patung yang paling besar.
ketika orag2 slesai berpesta mereka mendapati berhala mereka sedang hancur berantakan,,,mereka bertanya : Ibrahim,siapa yang memotong berhala2 ini.Ibrahim menjawab....Kenapa kalian tanya aku,tnyakan saja pada patung yang paling besar. Bukankah itu Tuhan kalian.
Ibrahim,,,kau ini sudah gila yah.mana mungkin patung bisa bicara...Ibrahim menjawab,,,lebih gila mana aku atau kalian.sudah tahu patung kq disembah ?.....
"point kedua"
Betapa besar tingkat Rasional beliau dalam memahami masalah masalah Ke Tuhanan dan Ke masyarakatan,itu sangat berbeda dengan tingkat pemahaman kita sekarang.Kita cenderung terpaku dengan tradisi dan kondisi.Kita sangat tidak mampu untuk lepas dari tradisi dan kondisi tempat kita tinggal...
contoh : Kita semua mengenal 7 hr kematian,,, 40 hri kematian...atau bahkan ada yang ke makam para wali.
coba kita ke makam salah satu wali,,,kita hancurkan tempatnya...ketika semua orang bertanya kenapa makam ini hancur.maka kita akan menjawab..."tanyakan saja ke wali yang sudah mati itu".semua akan berkata...kau ini gila yah,,,orang mati kok ditanyai ?.
coba kita jawab,kau lebih gila...orang sudah mati kok dimintai petunjuk,dimintai berkah dsb...
saya yakin anda akan di gampar...hahahahahaha
Itulah bukti Rasionalitas Nabiullah Ibrahim as.dengan kekuatan akal sehat nya dia mampu memahami seuatu kebenaran.dan dia ingin lepas dari tradisi dan persepsi masyrakatnya yang mengarah pada kebodohan.
Apakah kita bisa ?....
"Apakah kamu yakin masuk surga,padahal belum nyata cobaan yang datang kepadamu sebagaimana Rasul2 terdahulu"
monggo di coment :)
oleh: Dani Camers
[iklan]