“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:13)
Dalam ayat di atas Allah SWT memberitahukan tentang asal mula kejadian manusia. Yaitu dari seorang laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa, yang Allah ciptakan dari tanah. Kemudian mereka beranak-pinak sehingga terbentuklah bangsa-bangsa dan suku-suku.
Jadi sebenarnya seluruh manusia yang tinggal di atas muka bumi ini adalah satu keturunan dan mempunyai derajat yang sama. Semuanya dicipta dari bahan yang sama yaitu air mani yang tak berharga. Mereka dilahirkan dalam keadaan lemah dan tak berdaya. Tidak ada yang membawa pangkat dan jabatan. Tidak ada yang membawa harta dan tahta. Baru setelah mereka diberikan akal dan ilmu masing-masing memiliki keahlian dan kepiawaian yang berbeda yang kemudian menjadi wasilah terjadinya interaksi di antara sesama manusia.
Lalu, mengapa kita harus merasa rendah diri di hadapan orang lain? Mengapa kita merasa tidak layak bergaul dan mengenal setiap orang? Bukankah bumi yang kita pijak juga sama seperti bumi yang di pijak orang lain? Bukankah orang lain juga sama-sama memiliki kekurangan dan kelemahan serta butuh terhadap kita? Memang, kadang-kadang ada orang yang merasa minder hanya karena ia miskin. Atau karena ia memiliki rupa yang tidak cantik. Atau karena keilmuannya rendah. Padahal kalau coba kita renungi, ternyata semuanya hanya memiliki sedikit kelebihan dan masih terlalu banyak kekurangan. Seorang kaya tidak akan dianggap kaya bila tidak ada simiskin. Seorang yang memiliki rupa yang cantik tidak akan disebut cantik bila tidak ada siburuk rupa. Seorang yang tinggi ilmunya tidak akan disebut pintar jika tidak ada sibodoh. Kalau begitu, siapa sebenarnya yang lebih mulia. Siapa juga yang dikatakan paling hebat. Kalau ternyata semuanya masih saling membutuhkan. Oleh karenanya, tak layak seseorang merasa rendah diri hanya karena selalu melihat kekurangan pada dirinya. Padahal bisa jadi, justru dengan kekurangan itulah kita akan menjadi manusia yang sukses dan mulia.
Saudaraku yang budiman.
Jelas, rendah diri merupakan penyakit yang mematikan bagi setiap orang yang mengidapnya. Bahkan dalam tarap yang parah, jika penyakit ini diidap oleh sebagian besar penduduk suatu bangsa, maka akan melenyapkan bangsa tersebut dari muka bumi. Karena mental rendah diri akan menyebabkan pengidapnya tidak mampu bersosialisasi dengan normal di tengah masyarakat. Ia akan seperti bangkai hidup yang tak diperhitungkan. Berapa banyak bangsa yang terjajah karena mereka bermental rendah seperti ini.
Maka, buanglah jauh-jauh sikap tersebut. Camkan, bahwa anda sama seperti orang lain. Bahwa anda juga berhak hidup seperti orang lain. Anda memiliki kelebihan dan kekurangan seperti orang lain. Anda butuh orang lain seperti orang lain butuh terhadap anda. Karena itu anda berarti sederajat dengan orang lain![]
By: Adam Cholil Al Bantany
[iklan]