Demi Cinta Dia Tinggalkan Keluarganya (Kehidupan malam tukang Becak di Gresik)

Seperti inilah setiap malam Satiman (72 tahun) menghabiskan malam untuk beristirahat. Beralaskan bahan seadanya, tidur sendiri jauh dari keluarga. Jauh dari pelukan istri dan kemesraan anak-anaknya. Demikian juga dengan 9 orang temannya sesama tukang becak yang biasa mangkal di sekitar jalan Veteran Gresik. "Saben dalu" (setiap malam) begitu jawaban Pak Satiman, saat SG menanyai tukang becak yang memanfaatkan teras gedung milik Semen Gresik untuk bermalam ini. Menurut warga Tuban yang tetap tegar meski berusia lanjut ini, satpam juga mengijinkan mereka, bahkan sering membantu mengecek jumlah orang yang bermalam dan jumlah becak yang diparkir dekat mereka. 


Cinta dan tanggung jawabnya yang besar kepada keluarga, membuat Satiman dan kawan-kawan rela hidup jauh dari orang-orang yang disayanginya. Berhari-hari atau berminggu-minggu tidak pulang, bermalam di tempat terbuka, di teras sebuah gedung, dengan selimut angin malam. Menikmati mimpi sendiri, jauh dari keceriaan anak-anak mereka, dan belaian istri. Bertahun-tahun kehidupan seperti itu mereka jalani. Bahkan Satiman sendiri sudah 20 tahun, melakoni kehidupan seperti ini. "Singen dereng enten gedung niku, jamane enten wonten wringin guede" (dulu belum ada gedung itu, jamannya ada pohon beringin besar) begitu tutur pria yang memiliki tiga orang anak ini.

.
Satiman banyak menceritakan perjalanan hidupnya saat ditemui SG. Banyak cita-cita dan harapannya yang hanya ada di angan-angannya, tanpa bisa dipenuhi. Dia pun tidak banyak berharap dari bantuan orang lain termasuk pemerintah. Kehidupan yang berat sudah biasa dia jalani.

Menurut, Satiman, dulu saat masih belum terlalu banyak motor, penghasilan tukang becak masih lumayan. Kini banyak orang punya motor dan punya hp. Orang yang turun dari kendaraan umum, mau ke rumahnya, tinggal telpon keluarganya dan dijemput dengan menggunakan motor, lanjut Satiman menjelaskan. Jadi jarang yang menggunakan jasa tukang becak. Banyaknya motor menjadikan pengguna angkutan umum atau orang yang jalan kaki juga semakin jarang. Dengan penghasilan 20 ribu hingga 50 ribu per hari dia sudah bersyukur, bisa menyambung hidup, dan menghidupi keluarganya. "Menawi rejeki nggih kadang angsal setunggal atus setunggal atus kalih doso" (kalau rejeki ya terkadang bisa mendapat seratus ribu atau seratus dua puluh ribu), lanjut Satiman, yang selalu menampakkan wajah bersyukur di tengah himpitan ekonomi. Tapi itu ya jarang sekali, yang sering ya 20 ribu sampai 30 ribu per hari, lanjut Satiman.

Beratnya hidup, tidak membuat Bapak yang ditemui SG ini kehilangan senyum dan keceriaannya. Beberapa canda dan tawa terlontar dari wajah yang sudah keriput. Semoga rejeki Pak Satiman dan kawan-kawan lancar setiap hari, juga selalu diberi kesehatan dan kekuatan. Semoga kedepan, kita bisa berbuat lebih banyak untuk meringankan beban hidup mereka.
 

Afandi Kusuma 
cinta keluarga, rela berkorban dan berjuang


Ayuna Fitria Fadjrin 
Jika cinta dia... berjuanglah untuknya... Berjuang untuk keluarga tercinta. Semoga Allah memberikan rezeki yang melimpah... walaupun tak banyak yang menggunakan jasa tukang becak... semoga pak becak mendapat rezeki dari arah yang lain


Edy Prianto 
Kalau mengacu di kota sebelah Lamongan ... becak sudah tidak lagi dengan tenaga manusia akan tetapi sudah menjadi BENTOR (BEcak moNTOR) yaitu becak yang digerakkan dengan mesin semisal mesin potong rumput atau mesin sepeda motor ...

Dan dalam pengoperasiannya juga seperti sepeda motor mengenai surat kelengkapannya sudah ada kerjasama antara PEMDA dan PIHAK KEPOLISIAN jadi statusnya LEGAL untuk beroperasi di jalan raya.

Keuntungannya :
1). Bisa menjangkau jarak yang jauh.
2). Cocok untuk daerah yang jalanannya tidak rata (naik turun) seperti Gresik.
3). Menghemat tenaga manusia.
4). Mampu membawa barang yang cukup berat bila dibanding dengan dikayuh manusia.

Semoga demi MEMANUSIAKAN TUKANG BECAK tidak ada salahnya ada studi plus minus penggunaan BENTOR.


Sẩm SữGẩ 
saya copy paste rasa bersyukurnya pak Satiman .. .. .


Ayuna Fitria Fadjrin 
rasane pengen bikin spanduk seng GUEDHE... tak tempelno neng selamat datang gresik. "OJOK LALI... Nek Neng GRESIK. NUmpak BECAK keliling Gresik ..Di jamin ASYIK"


Sẩm SữGẩ 
heheheee mbak Ayuna Fitria Fadjrin Esmosi kikikikikikiiiiiii ( karu kukur kukur bokong )


Ayuna Fitria Fadjrin 
bwahahaha aku ra tau esmosi... kalo es jeruk gelem aku


Sẩm SữGẩ 
Ayuna Fitria Fadjrin lah maksudku yo kui loh mbak, ora sing lioliane hehheee


Historiyono Kusdaryanto 
Jangan selalu melihat atas dibawah kita masih banyak


Nujum Pak Belalang 
Mudah mudahan pihak PEMKAB DAN JAJARANYA tidak BUTA dan TULI ............


Afandi Kusuma 
Edy Prianto, Bagi tukang becak seperti Pak Satiman, untuk menjadi bentor perlu bantuan dana.

Oh ya, ada yang terlewat yang belum diceritakan,
diusianya yang sudah kepala 7, Pak Satiman, sudah tidak kuat lagi kalau harus mengayuh becak menempuh jalan yang naik seperti jalan Awikoen di Kelurahan Gending, sepertinya Bentor memang solusi untuk beliau.
Lalu kita bisa koordinasi, untuk menerima panggilan becak, via sms, telpon, atau facebook.
Kita juga bisa mencarikan order untuk ambil antar barang bagi mereka.
0 komentar


YANG TERKAIT

z Suara Gresik | # - # | Mengembalikan Gresik sebagai kota santri, yang taat beribadah, rajin mengaji, dan pekerja keras, tak akan meninggalkan ajaran agama Islam

Didukung oleh :f Afandi, Blogger, Tenda Suwur, GMP, Mode suwur, OmaSae, #, - # -